Rabu, 07 Mei 2014

Dapatkah Meditasi Mengurangi Ketergantungan Narkoba?




Dapatkah Meditasi Mengurangi Ketergantungan Narkoba?

Manusia seringkali dihadapkan dengan berbagai macam masalah dalam menjalani kehidupan, Hal ini kadang membuat sebagian dari mereka merasa stress dan frustrasi. Masalah ini membuat manusia merasa perlu untuk sejenak melepaskan diri dari beban yang mereka hadapi dengan tujuan mengubah suasana hati dan pikiran mereka menjadi lebih tenang. Terdapat berbagai cara bagi manusia untuk mencapai suasana alam bawah sadar mereka yang tenang salah satunya dengan melakukan meditasi. Namun seiring berjalannya waktu, terjadi kekacauan sosial yang menyebabkan manusia mulai mencari cara singkat menghasilkan perubahan kesadaran dan ketenangan pikiran, terutama melalui penggunaan narkoba
Beberapa jenis narkoba yang membuat seseorang mengalami ketergantungan adalah tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan  damar ganja yakni senyawa yang dapat mengubah persepsi, suasana hati, pikiran, ingatan, atau bahkan perilaku seseorang dengan cara mengubah zat-zat biokimia di dalam tubuh kita. Alasan seseorang menggunakan obat-obatan tersebut juga bevariasi ada yang awalnya mengurangi rasa sakit, sebagai hiburan, mengubah kesadaran, rasa tidak nyaman atau bahkan melarikan diri secara psikologis.
Permasalahan:
1.      Apakah pengertian meditasi?
2.      Apa manfaat meditasi?
3.      Dapatkah Meditasi Mengurangi Ketergantungan Narkoba?




Meditasi adalah praktik relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari. Arti definisinya, meditasi adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama jangka waktu tertentu, untuk menganalisis, menarik kesimpulan, dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan atau penyelesaian masalahpribadi, hidup, dan perilaku.
Meditasi melibatkan serangkaian tindakan mental dan fisik ditujukan untuk mencapai suatu keadaan kesadaran. Mereka merasa bersatu dengan Tuhan; kadang-kadang pikiran mereka tampaknya meninggalkan tubuh mereka; dan mereka percaya bahwa mereka melihat ke masa depan dan ke masa lalu dengan kejelasan yang tidak biasa. Meditasi adalah cara yang efektif untuk mengatasi kelelahan, kecemasan dan stress.
Meditasi bermanfaat untuk memperlancar peredaran darah ke otak dan seluruh tubuh. Bisa di gunakan sebagai cara alternatif untuk mendapatkan rasa nyaman, ketenteraman jiwa, meredamkan emosi dan lain sebagainya. Jika di lihat dari sudut pandang seorang praktisi metafisika, meditasi penting untuk mendapatkan ilham dari Tuhan, mendapatkan inspirasi dari alam dan mempertajam indera ke-enam seseorang. Meditasi yang dilakukan secara rutin dapat membantu menekan sifat emosional ketitik terendah hingga tidak gampang marah atau naik darah. Selain itu manfaat meditasi adalah kita mampu mengerti orang lain dan memaafkannya serta mampu menerima suka dan duka, kesulitan, dan kebaikan hidup dengan baik.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Selain narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia adalah ‘napza’ yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Narkoba atau napza mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.  Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

Buku karya Wade dan Tavris yang berjudul Psychology, menyatakan bahwa terdapat budaya yang menganjurkan seseorang melakukan meditasi sebagai cara untuk menenangkan pikiran dan mendapatkan pencerahan spiritual. Di sisi lain, sebagian manusia mencari cara pengalihan kesadaran melalui obat-obatan psikoaktif seperti narkoba. Obat-obatan psikoaktif adalah senyawa yang dapat mengubah persepsi, suasana hati, pikiran, ingatan, atau perilaku dengan cara mempengaruhi zat-zat biokimia dalam tubuh.
Penggunaan narkoba bertujuan untuk merubah kesadaran. Seolah mengatasi masalah yang terjadi dalam pikiran dan jiwa, namun justru membuat kesehatan jiwa dan raga terancam, karena mengonsumsi narkoba secara rutin dapat membuat ketergantungan. Ketergantungan ini berupa ketergantungan psikologis dan fisiologis. Ketergantungan psikologisnya adalah ketika seseorang telah terbiasa mengonsumsi narkoba dalam jumlah besar lalu berhenti mengonsumsi narkoba, maka mereka akan mengalami withdrawal atau sakau. Sedangkan ketergantungan fisiologis dapat menyebabkan efek toleransi, yaitu seiring dengan berjalannya waktu, semakin besar jumlah narkoba yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek yang sama, hal ini dapat menyebabkan gangguan sel-sel syaraf pada otak juga dapat menyebabkan kematian.
Alasan seseorang menggunakan narkoba yaitu untuk mengatasi kecemasan, mendapatkan ketenangan, bahkan untuk meningkatkan stamina merupakan alasan dan tujuan yang sama yang melatarbelakangi seseorang melakukan meditasi. Jika hal tersebut demikian, maka dapat kita identifikasikan bahwa meditasi dapat menjadi terapi yang ampuh mengatasi ketergantungan narkoba. Seseorang bisa mendapatkan ketenangan jiwa, merasa bersemangat, dan bahkan terhindar dari stress dengan cara yang tidak merugikan diri sendiri, seperti mengonsumsi narkoba, melalui meditasi. Orang-orang yang ketergantungan narkoba dapat sadar diketidaksadarannya melalui meditasi. Dengan meditasi, seseorang dapat mencapai titik spiritual tertinggi.
Dari penjelasan tentang meditasi dan narkoba dinyatakan bahwa kegiatan meditasi dan penggunaan narkoba pada dasarnya memiliki alasan yang sama, yaitu untuk mengubah kesadaran, mengatasi kecemasan, memperoleh ketenangan, serta untuk memperoleh stamina dan semangat baru. Berdasarkan tujuan yang sama tersebut dapat disimpulkan bahwa meditasi dapat berperan dalam mengurangi masalah ketergantungan narkoba.



Wade, Carol & Tavris (2007). Psikologi, edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Erlangga
Worchel, Stephen & Shebilske Wayne (1995). Psychology, Principles and Application. New Jersey: Prentice-Hall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar