Dapatkah
Meditasi Mengurangi Ketergantungan Narkoba?
Manusia
seringkali dihadapkan dengan berbagai macam masalah dalam menjalani kehidupan,
Hal ini kadang membuat sebagian dari mereka merasa stress dan frustrasi. Masalah ini membuat manusia merasa perlu
untuk sejenak melepaskan diri dari beban yang mereka hadapi dengan tujuan
mengubah suasana hati dan pikiran mereka menjadi lebih tenang. Terdapat
berbagai cara bagi manusia untuk mencapai suasana alam bawah sadar mereka yang tenang
salah satunya dengan melakukan meditasi. Namun seiring berjalannya waktu, terjadi
kekacauan sosial yang menyebabkan manusia mulai mencari cara singkat
menghasilkan perubahan kesadaran dan ketenangan pikiran, terutama melalui
penggunaan narkoba
Beberapa jenis narkoba yang membuat
seseorang mengalami ketergantungan adalah tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing,
jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja yakni senyawa yang dapat mengubah
persepsi, suasana hati, pikiran, ingatan, atau bahkan perilaku seseorang dengan
cara mengubah zat-zat biokimia di dalam tubuh kita. Alasan seseorang
menggunakan obat-obatan tersebut juga bevariasi ada yang awalnya mengurangi
rasa sakit, sebagai hiburan, mengubah kesadaran, rasa tidak nyaman atau bahkan
melarikan diri secara psikologis.
Permasalahan:
1. Apakah pengertian meditasi?
2. Apa manfaat meditasi?
3. Dapatkah
Meditasi Mengurangi Ketergantungan Narkoba?
Meditasi adalah praktik
relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik,
membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari. Arti definisinya,
meditasi adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama jangka waktu
tertentu, untuk menganalisis, menarik kesimpulan, dan mengambil langkah-langkah
lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan atau penyelesaian
masalahpribadi, hidup, dan perilaku.
Meditasi melibatkan serangkaian tindakan mental dan fisik ditujukan untuk mencapai suatu keadaan kesadaran. Mereka merasa bersatu
dengan Tuhan; kadang-kadang pikiran mereka tampaknya meninggalkan tubuh mereka; dan mereka percaya bahwa mereka melihat ke masa depan dan ke
masa lalu dengan kejelasan yang
tidak biasa. Meditasi adalah cara
yang efektif untuk mengatasi kelelahan,
kecemasan dan stress.
Meditasi
bermanfaat untuk memperlancar peredaran darah ke otak dan seluruh tubuh. Bisa
di gunakan sebagai cara alternatif untuk mendapatkan rasa nyaman, ketenteraman
jiwa, meredamkan emosi dan lain sebagainya. Jika di lihat dari sudut pandang
seorang praktisi metafisika, meditasi penting untuk mendapatkan ilham dari
Tuhan, mendapatkan inspirasi dari alam dan mempertajam indera ke-enam
seseorang. Meditasi yang dilakukan secara rutin dapat membantu menekan sifat
emosional ketitik terendah hingga tidak gampang marah atau naik darah. Selain
itu manfaat meditasi adalah kita
mampu mengerti orang lain dan memaafkannya serta mampu menerima suka dan duka,
kesulitan, dan kebaikan hidup dengan baik.
Narkoba adalah singkatan dari
narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Selain narkoba, istilah lain yang
diperkenalkan khususnya oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia adalah ‘napza’ yang merupakan singkatan dari
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Narkoba atau napza mengacu pada
kelompok senyawa yang umumnya memiliki resiko kecanduan bagi penggunanya.
Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika
yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan
untuk penyakit tertentu. Namun kini
persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang
semestinya.
Buku
karya Wade dan Tavris yang berjudul Psychology,
menyatakan bahwa terdapat budaya yang menganjurkan seseorang melakukan meditasi
sebagai cara untuk menenangkan pikiran dan mendapatkan pencerahan spiritual. Di
sisi lain, sebagian manusia mencari cara pengalihan kesadaran melalui
obat-obatan psikoaktif seperti narkoba. Obat-obatan psikoaktif adalah senyawa
yang dapat mengubah persepsi, suasana hati, pikiran, ingatan, atau perilaku
dengan cara mempengaruhi zat-zat biokimia dalam tubuh.
Penggunaan
narkoba bertujuan untuk merubah kesadaran. Seolah mengatasi masalah yang
terjadi dalam pikiran dan jiwa, namun justru membuat kesehatan jiwa dan raga
terancam, karena mengonsumsi narkoba secara rutin dapat membuat ketergantungan.
Ketergantungan ini berupa ketergantungan psikologis dan fisiologis. Ketergantungan
psikologisnya adalah ketika seseorang telah terbiasa mengonsumsi narkoba dalam
jumlah besar lalu berhenti mengonsumsi narkoba, maka mereka akan mengalami withdrawal atau sakau. Sedangkan
ketergantungan fisiologis dapat menyebabkan efek toleransi, yaitu seiring
dengan berjalannya waktu, semakin besar jumlah narkoba yang dibutuhkan untuk
menghasilkan efek yang sama, hal ini dapat menyebabkan gangguan sel-sel syaraf
pada otak juga dapat menyebabkan kematian.
Alasan
seseorang menggunakan narkoba yaitu untuk mengatasi kecemasan, mendapatkan
ketenangan, bahkan untuk meningkatkan stamina merupakan alasan dan tujuan yang
sama yang melatarbelakangi seseorang melakukan meditasi. Jika hal tersebut
demikian, maka dapat kita identifikasikan bahwa meditasi dapat menjadi terapi
yang ampuh mengatasi ketergantungan narkoba. Seseorang bisa mendapatkan
ketenangan jiwa, merasa bersemangat, dan bahkan terhindar dari stress dengan cara yang tidak merugikan
diri sendiri, seperti mengonsumsi narkoba, melalui meditasi. Orang-orang yang
ketergantungan narkoba dapat sadar diketidaksadarannya melalui meditasi. Dengan
meditasi, seseorang dapat mencapai titik spiritual tertinggi.
Dari
penjelasan tentang meditasi dan narkoba dinyatakan bahwa kegiatan meditasi dan
penggunaan narkoba pada dasarnya memiliki alasan yang sama, yaitu untuk
mengubah kesadaran, mengatasi kecemasan, memperoleh ketenangan, serta untuk memperoleh
stamina dan semangat baru. Berdasarkan tujuan yang sama tersebut dapat
disimpulkan bahwa meditasi dapat berperan dalam mengurangi masalah
ketergantungan narkoba.
Wade, Carol & Tavris (2007).
Psikologi, edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Erlangga
Worchel,
Stephen & Shebilske Wayne (1995). Psychology,
Principles and Application. New Jersey: Prentice-Hall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar