Jumat, 05 Desember 2014

Perkembangan Masa Dewasa Tengah



Hakikat Dewasa Pertengahan
Usia dewasa tengah berawal dari usia 40 sampai 60an. Beberapa karakteristik manusia pada usia dewasa tengah adalah masa dimana terjadinya penurunan kemampuan fisik dan peningkatan tangung jawab, suatu titik ketika individu berusaha meneruskan sesuatu yang berarti pada generasi berikutnya, dan suatu masa ketika orang mencapai dan mempertahankan kepuasan dalam karirnya.  Sebagaimana dikemukakan oleh Gilbert Brim (1992), masa dewasa tengah adalah penuh dengan perubahan, perputaran, pergeseran, jalannya tidak tetap, orang keluar masuk dengan keadaan berhasil dan gagal.

Cinta dan Pernikahan pada Paruh Kehidupan
            Cinta memiliki dua bentuk utama yaitu, cinta romantic dan cinta yang penuh kasih sayang. Ketertarikan fisik, percintaan, dan nafsu menjadi lebih penting pada hubungan baru, terutama pada masa dewasa awal. Sedangkan rasa aman, kesetiaan dan daya tarik emosional antara satu dengan yang lain menjadi lebih penting terutama pada masa dewasa tengah. Mutualitas memainkan peran utama dalam kedewasaan hubungan, yang terjadi apabila pasangan berbagi pengetahuan satu sama lain, menerima tangung jawab demi kepuasan bersama, berbagi informasi pribadi yang menentukan hubungannya.
Beberapa pernikahan yang sulit dan penuh hambatan selama dewasa awal menjadi lebih baik dan mengalami penyesuaian selama masa dewasa tengah. Meskipun telah mengalami kehidupan yang penuh gejolak, mereka akhirnya menemukan landasan yang kuat dan solid untuk melekatkan dan memperkokoh hubungannya. Pada masa dewasa tengah, pasangan mungkin mengalami lebih sedikit kekhawatiran finansial, lebih sedikit tugas dan pekerjaan rumah tangga, dan semakin banyak waktu untuk mereka habiskan bersama. Pasangan yang terlibat dalam aktivitas bersama  biasanya memandang pernikahannya lebih positif pada masa ini. Stabilitas dicapai apabila pasangan telah mengalami fase-fase percintaan dan perjuangan kekuasaan hingga pada suatu titi yang akhirnya menerima hubungan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pola-pola konflik menjadi lebih dikenal, lebih dapat diperkirakan, lebih nyaman, tidak begitu mengancam dan kurang membahayakan. Ekspetasi pasangan dewasa tengah juga lebih realistis dibanding pada masa dewasa awal.
 Perceraian pada masa dewasa tengah memiliki resiko yang lebih sedikit dan tidak begitu intents dibanding pada masa dewasa awal. Mereka memiliki sumber yang lebih besar dan dapat menggunakan waktu ini sebagai kesempatan untuk menyederhanakan hidupnya contohnya dengan menjual rumahnya karena tidak lagi membutuhkan rumah yang besar. Anak-anak sudah dewasa dan mungkin mampu menghadapi perceraian orang tuanya secara lebih efektif. Pasangan juga telat mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan mungkin mencari perubahan-perubahan yang mungkin dilakukan dengan mengakhiri pernikahan yang sudah tidak layak lagi dipertahankan. Komitmen emosional dan waktu terhadap pernikahan yang telah ada selama bertahun-tahun mungkin tidak mudah dilepaskan. Banyak individu pada masa paruh kehidupan menganggap hal ini sebagai kegagalan pada tahun-tahun terbaik dari kehidupannya. Orang yang menceraikan mungkin menganggap situasi tersebut sebagai pelarian dari hubungan yang tak dapat dipertahankan, akan tetapi pasangan yang diceraikan biasanya melihat sebagai pengkhianatan, yaitu pengakhiran hubungan yang telat dibangun selama bertahun-tahun dan melibatkan banyak komitmen dan kepercayaan.
 
Sarang yang Kosong dan Pengisiannya Kembali
            Sebuah peristiwa penting dalam keluarga adalah beranjaknya seorang anak ke dalam kehidupan dewasa, karir atau keluarga terlepas dari keluarga tempat dia berasal. Orang tua menghadapi penyesuaian baru karena ketidakseimbangan akibat ketidakadaan anak (Bassoff, 1998). Sindrom sarang kosong (empty nest syndrome) menyatakan bahwa kepuasan pernikahan akan mengalami penurunan karena orangtua memperoleh banyak kepuasan dari anak-anaknya, dan oleh karena itu, kepergian anak dari keluarga akan meninggalkan orang tua dengan perasaan kosong. Meskipun sindrom sarang kosong tersebut berlaku bagi beberapa orang tua yang hidup melalui anak-anaknya, sarang yang kosong tersebut biasanya tidak menurunkan kepuasan pernikahan. Melainkan sebaliknya, kepuasan pernikahan meningkat pada tahun-tahun pasca membesarkan anak. Kini karena anak-anak telah pergi, pasangan pernikahan mempunyai lebih banyak waktu untuk mengejar minat karir dan menghabiskan waktu bersama.
            Pengisian kembali sarang yang kosong terjadi ketika anak yang sudah dewasa kembali tinggal dirumah setelah tidak mengalami kesuksesan dalam karir atau karena suatu perceraian. Dan beberapa individu tidak meninggalkan rumah sampai akhir usia 20 tahun karena secara finansial tidak dapat menghidupi dirinya sendiri. Generasi tengah selalu memberi bantuan kepada generasi muda melalui pinjaman dan pemberian uang, dukungan emosional dsb. Dan orang tua merasa senang dapat memberi bantuan tersebut.
            Akan tetapi, kembalinya anak yang sudah dewasa seringkali menimbulkan konflik dalam keluarga. Sekitar 42 persen dari sebuah penelitian, orang tua yang sudah setengah baya mengatakan bahwa mereka mengalami masalah serius dengan anak dewasa yang tinggal bersama mereka (Clements &Axelson 1985). Salah satu keluhan yang sering muncul adalah mengenai hilangnya privasi. Anak-anak dewasa mengeluh bahwa orang tua membatasi kebebasannya, mengekang kehidupan seksnya, dan memperlakukan mereka seperti anak-anak. Sedangkan orang tua mengeluhkan bahwa rumahnya yang sunyi menjadi berisik, mereka tidak bisa tidur hingga larut malam karena anaknya yang sudah dewasa belum pulag, sulit makan bersama karena jadwal yang berbenturan, dan mereka harus menanggung banyak tangung jawab atas anaknya yang sudah dewasa.
            Terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan keluarga yang membutuhkan banyak penyesuaian pada pihak anak maupun orang tua. Pengaturan tinggal ini biasanya berhasil apabila terdapat tempat yang memadai, orang tua memperlakukan anaknya yang sudah dewasa seperti orang dewasa, ada rasa kepercayaan dan komunikasi.

Hubungan Saudara dan Persahabatan
            Sebagian besar hubungan saudara kandung sangat dekat dalam beberapa penelitian (Cicirelli, 1982, 1991; Scott, 1983). Saudara kandung yang dekat secara psikologis, biasanya pada masa kecilnya pun dekat. Persahabatan terus menjadi penting dalam masa dewasa tengah, sama halnya dengan persahabatan pada masa dewasa awal. Membangun persahatan yang intim membutuhkan waktu, sehingga persahabatan yang telat bertahan selama tahun-tahun dewasa sering kali lebih dalam disbanding persahabatan yang baru dibentuk pada dewasa tengah.

Perkembangan Fisik
Fungsi Sensorik dan Psikomotor
            Dari dewasa awal sampai masa paruh baya, perubahan sensorik dan motorik hampir tidak terasa. Masalah penglihatan yang berkaitan dengan usia muncul terutama dalam penglihatan dekat, penglihatan jauh, sensitivitas terhadap cahaya, dan kecepatan memproses informasi. Juga, yang lazim adalah sedikit kerusakan pada ketajaman visual, atau ketajaman penglihatan. Oleh karena adanya sedikit kerusakan dalam pupil mata, maka orang-orang berusia paruh baya mungkin memerlukan sepertiga kecerahan lebih banyak untuk mengimbangi kehilangan cahaya yang mencapai retina.
            Oleh karena lensa mata menjadi kurang fleksibel, maka kemampuannya untuk fokus berkurang. Perubahan ini biasanya terlihat pada masa paruh baya awal. Banyak orang berusia 40 tahun keatas memerlukan kacamata baca untuk presbyopia (berkurangnya kemampuan mata untuk fokus pada objek-objek dekat karena kerusakan elestisitas dalam lensa secara progresif dan terkait usia). Peristiwa myopia (rabun dekat) juga meningkat pada usia paruh baya.
            Kerusakan pendengaran secara bertahap makin cepat pada usia 50-an. Kondisi ini disebut presbiakusis (kerusakan pendengaran bertahap yang terkait usia, yang makin cepat setelah usia 55 tahun). 
            Sensitivitas terhadap rasa dan bau umumnya mulai menurun pada usia paruh baya. Sebagimana perasa pada lidah menjadi kurang sensitive, makanan dapat terasa menjadi hambar. Seseorang bisa menjadi kurag sensitif terhadao makanan asin, makanan manis, pahit, atau asam.
            Para pekerja industri yang terampil pada usia 40-an dan 50-an sering kali lebih produktif, karena sebagian dari mereka cenderung lebih teliti dan hati-hati. Para pekerja usia paruh baya sedikit kemungkinannya menderita cedera yang berpotensi cacat pada pekerjaan dibandingkan mereka yang lebih muda.

Perubahan Struktural dan Sistemik
            Berbagai perubahan dalam penampilan, sering kali mencerminkan perubahan dalam struktur dan sistem tubuh, keduanya menjadi terlihat selama usia paruh baya. Kulit akan menjadi kurang kencang dan kurang halus karena lapisan lemak dibawah permukaan menjadi lebih tipis, rambut menjadi lebih tipis, dan beruban. Mereka pada usia tersebut berkeringat lebih sedikit karena jumlah kelenjar keringat menurun.   
Kepadatan tulang biasanya mencapai puncaknya pada usia 20-an dan 30-an, selepas dari usia tersebut, orang-orang mengakami kerusakan tulang. Kerusakan tulang makin cepat pada usia 50-an dan 60-an. Merokok pada usia sangat muda, mengonsumsi alkohol, dan diet yang buruk pada masa dewasa cenderung mempercepat kerusakan tulang.

Fungsi Seksual dan Reproduksi
-    -    Menopause
            Menopause terjadi ketika perempuan berhenti berovulasi dan berhenti haid secara permanen serta tidak mampu lagi untuk hamil. Rata-rata menopause terjadi pada usia sekitar 50 atau 51 tahun. Menopause bukanlah peristiwa tunggal tetapi merupakan suatu proses. Bermula pada pertengahan 30 sampai pertengahan 40 tahun, produksi sel telur (ova) matang wanita mulai menurun, dan indung telur memproduksi sedikit estrogen. Vase ini disebut dengan perimenopause (periode beberapa tahun saat perempuan mengalami perubahan fisiologis yang membawanya pada menopause, disebut juga putus haid). Selama perimenopause, haid menjadi tidak teratur, dengan sedikit darah yang dikeluarkan dibandingkan sebelumnya.

-      -  Berbagai Perubahan Seksualitas pada Laki-laki
            Laki-laki tidak memiliki pengalaman yang sebanding dengan menopause. Mereka tidak mengalami penurunan mendadak dalam produksi hormon pada masa paruh baya, sebagaimana yang dialami perempuan. Bahkan, kadar testosterone cenderung menurun secara perlahan setelah usia 30-an sekitar 1 persen setahun, dengan demikian, terdapat sedikit bukti untuk mendukung konsep “andropause” atau “menopause pada laki-laki”.
Penurunan dalam testosteron telah dikaitkan dengan pengurangan dalam kepadatan tulang dan massa otot dan juga depresi, kecemasan, mudah marah, insomnia, kelelahan, kelemahan, dorongan seksual yang rendah, kegagalan ereksi, dan kehilangan ingatan.
            Laki-laki sering kali mengalami beberapa perubahan dalam fungsi seksual yang berkaitan dengan perubahan dalam sistem sirkulasi dan endoktrin, dan juga stress, merokok, obesitas, masalah-masalah kesehatan seperti diabetes dan lain-lain.

-       - Aktivitas Seksual
Frekuensi aktivitas seksual dan kepuasan dalam kehidupan seksual cenderung berkurang secara bertahap selama usia 40-an dan 50-an. Namun demikian, sering kali penurunan dalam frekuensi tersebut disebabkan oleh faktor hubungan yang membosankan, kelelahan fisik atau mental, depresi, kegagalan menjadikan seks sebagai prioritas yang tinggi, takut gagal ereksi, atau tidak adanya pasangan.

-    -   Disfungsi Seksual
Disfungsi seksual adalah gangguan yang terus menerus dalam hasrat seksual atau respons seksual. Hal tersebut dapat berbentuk kurangnya ketertarikan atau kenikmatan dari seks, hubungan seks yang menyakitkan, kesulitan untuk bergairah, orgasme atau ejakulasi dini, ketidakmampuan mencapai klimaks.
Bentuk paling parah dari disfungsi seksual pada laki-laki adalah disfungsi ereksi yang popular dengan impotensi; ketidakmampuan yang terus menerus untuk mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk hubungan seks yang memuaskan. Alcohol, obat-obatan, kurangnya pengetahuan hubungan yang tidak memuaskan, dan kecemasan dapat menjadi faktor pendukung disfungsi seksual.

Kesehatan

Tren Kesehatan pada Paruh Baya
Hipertensi (tekanan darah tinggi kronis) merupakan hal penting yang menjadi perhatian dan meningkat dari masa paruh baya. Faktor-faktor seperti ketidaksabaran, dan permusuhan meningkatkan resiko terjangkitnya hipertensi dalam jangka panjang. Hipertensi dapat dikendalikan melalui penyaringan tekanan darah, diet rendah garam, dan pengobatan.
Kini penyakit jantung sebagai penyebab utama kematian untuk individu berusia antara 45-64 tahun. Selain itu penyakit diabetes pada dewasa juga merupakan penyakit yang paling sering di alami oleh usia paruh baya. Umumnya muncul pada usia 30 tahun dan menjadi semakin sering ditemukan seiring bertambahnya usia. Pada diabetes dewasa kadar glukosa meningkat karena sel-sel kehilangan kemampuan untuk menggunakan insulin yang dihasilkan tubuh. Orang dengan penyakit diabetes dewasa sering tidak menyadarinya sampai komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, kebutaan, penyakit ginjal, dan kehilangan anggota tubuh.
Kerusakan tulang yang ekstrem dapat mengarah pada osteoporosis (pengroposan tulang), suatu kondisi dimana tulang-tulang menjadi tipis dan rapuh sebagai akibat dari pengurangan kalsium. Tanda-tanda osteoporosis yang sering muncul adalah berkurang tinggi badan dan postur tubuh membungkuk akibat dari pemampatan dan mengempisnya tulang punggung yang melemah. Osteoporosis bisa di perlambat dengan latihan angkat beban dan menghindari rokok.

Berbagai Perilaku yang Mempengaruhi Kesehatan
            Gizi, merokok, konsumsi alcohol dan obat-obatan, dan aktifitas fisik mempengaruhi kesehatan fisik pada masa paruh baya dan masa selanjutnya. Obesitas, kurang olahraga, dan perilaku yang sedikit bergerak dapat meningginya risiko diabetes.

Status Ekonomi dan kesehatan
            Orang-orang dengan status sosial ekonomi (SSE) rendah cenderung memiliki kesehatan yang lebih buruk, harapan hidup yang rendah, aktifitasnya lebih terbatas karena penyakit kronis, kesejahteraan yang lebih rendah, dan akses yang lebih terbatas.
            Alasan hubungan SSE rendah cenderung memiliki emosi dan pikiran yang lebih negatif dan hidup pada lingkungan yang penuh dengan tekanan. Orang-orang dengan SSE yang lebih tinggi cenderung memiliki kesadaran kontrol yang lebih besar atas apa yang terjadi dan mereka seiring dengan bertambahnya usia; mereka cenderung memilih gaya hidup yang lebih sehat dan mencari perawatan medis.

Ras/Suku Bangsa dan Kesehatan
            Tingkat kematian pada usia paruh baya secara keseluruhan lebih tinggi pada orang Afrika-Amerika. Kebanyakan yang meninggal karena kondisi-kondisi yang berkaitan dengan HIV. Hipertensi juga 50% lebih sering muncul diantara orang-orang Afrika-Amerika. Mungkin faktor tunggal terbesar yang mendasari adalah kemiskinan, yang berkaitan dengan gizi buruk, kondisi rumah yang dibawah standar, dan akses yang buruk terhadap perawatan kesehatan.

Berbagai Pengaruh Psikososial pada Kesehatan
            Emosi negatif seperti kecemasan atau keputusan seringkali di kaitkan dengan kesehatan fisik dan mental yang buruk, dan emosi positif seperti harapan dikaitkan dengan kesehatan yang baik dan hidup yang lama.

Stress dan Kesehatan
            Stress merupakan kerusakan yang muncul ketika kemampuan coping tidak memadai untuk memenuhi tuntutan lingkungan yang dipersepsikan atau stressor. Orang-orang usia paruh baya mengalami stressor yang berbeda-beda seperti transisi karier, anak yang sudah besar dan siap meninggalkan rumah. Stress dapat mempengaruhi kesehatan karena sebagian reaksi orang terhadap stress adalah dengan jatuh sakit. Jika telat diatasi, dapat menyebabkan penyakit hipertensi, penyakit jantung, stroke, diabetes, osteoporosis, dan kanker.

Perkembangan Kognitif

Mengukur Kemampuan Kognitif pada Masa Paruh Baya atau Dewasa Tengah
Status kemampuan kognitif dalam masa paruh baya telah menjadi subjek perdebataan. Berbagai penelitian yang menggunakan metedologi yang berbeda - beda dan mengukur karakteristik yang berbeda - beda telah mendapatkan hasil yang berbeda pula.  Berbagai penelitian cross - sectional yang sebagaian besar didasari pada Wechsler Adlut Intelligence Scale, menunjukkan bahwa pada masa dewasa awal mulai terjadi penurunan pada kemampuan verbal maupun kinerja.
K. Warner Schaie: Penelitian Longitudinal Seattle
Secara kognitif, dengan berbagai karakteristik, orang - orang dengan usia paruh baya berada dalam kondisi prima. Para peneliti menemukan tidak ada pola perubahan yang serupa baik di antara individu atau sepanjang kemampuan kognitif (Schaie, 1994, 2005). Meskipun kecepetan perseptual cendereung memuncak pada usia 20 an; serta kemampuan numerik dan kefasihan verbal induktif, orientasi ruang, dan kosakata munculnya pada dewasa tengah. Dalam ketiga kemampuan ini, orang - orang usia paruh baya, terutama perempuan memiliki skor lebih tinggi dari rata - rata di bandingkan ketika mereka berusia 25 tahun.
    Meskipun perbedaan individual sangat besar, kebanyakan subjek penelitian dalam penelitian Seattle menunjukkan tidak ada penuruan yang signitifkan pada sebagaian besar kemampuan sampai setelah usia 60 tahun.
Horn dan Cattell: Fluid dan Crystallized Intelligence
Penelitian lainya ( Cattell, 1965; Horn, 1967,1968, 1970, 1982a, 1982b; Horn & Hoffer, 1992) telah membedakan antara dua aspek kesecerdasaan: fluid dan crystallized. Fluid intelligence adalah kemampuan memecahkan masalah baru yang sedikit atau tidak memerlukan pengetahuan sebelumnya, seperti menemukan pola dalam urutan gambar. Kecerdasaan ini melibatkan persepsi hubungan, pembentukan konsep, dan penarikan  kesimpulan. Kemampuan - kemampuan ini, yang sebagian besar ditentukan oleh status neurologis, cendereung menurun seiring dengan bertambahnya usia. Crystallized intelligence merupakan kemampuan untuk mengingat dan menggunakan informasi yang diperoleh sepanjang kehidupan, misalnya, dalam menemukan persamaan kata. Kecerdasan ini diukur dengan tes kosakata, infomasi umum, dan berbagi respons terhadap situasi dan dilema sosial. Kemampuan - kemampuan ini, yamg sebagian besar bergantung pada pengalaman pendidikan dan budaya, bertahan atau bahkan meningkat seiring edngan bertambahnya usia. Dua bentuk kecerdasan ini menganut jalan yang berbeda. Biasanya, fluid intelligence ditemukan memuncak pada masa dewasa awal, sementara crystallized intelligence menginkat selama masa paruh baya dan sering kali sampai mendekati akhir kehidupan ( Horn, 1982a, 1982b; Horn & Donaldson, 1980).
Ciri Khas Kognisi pada Orang dewasa
Ahli - ahli mengukur kemampuan kognitif yang sama pada usia yang berbeda - beda, beberapa ilmuwan perkembangan menemukan kualitas khusus dalam kemampuan berpikir orang dewasa. Dalam penelitian yang di lakukan dalam secara psikometrik, beberapa ahli mengklaim bahwa pengetahuan yang terakumulasi akan mengubah cara kerja fluid intelligence.
Peran Keahlian
Dua orang dokter residen muda pada sebuah labolatorim radiologi rumah sakit memeriksa foto citra sinar X pada dada. Merka mempelajari ruam putih yang tidak biasa pada sisi kiri. “Seperti tumor yang besar,” akhirnya salah satu dari mereka berkata yang lain mengangguk. Kemudian, seseorang staf radiolog yang sudah senior melintas dan melihat foto citra sinar X di antara pundak para dokter muda. “Pasien itu memiliki paru - paru yang rusak dan harus dioperasi secepatnya,” ia menyatakan ( Lesgold, 1983; lLesgold et al., 1988).
    Mengapa orang dewasa yang matang menunjukkan peningkatan kecakapan dalam memecahkan masalah pada bidang yang mereka pilih? Satu jawaban kelihatannya terletak pada pengetahuan yang terspesialisasi, atau atau kehalian - suatu bentuk crystallized intelligence.
    Peninggkatan dalam keahlian terus berlanjut paling tidak selama masa dewasa tengah dan relatif bebeas dari kecerdasan umum dan mengalami berbagai penurunan dalam mesin pemrosesan infromasi otak. Dengan adanya pengalaman, seperti yang sudah ditegaskan, pemrosesan informasi dan fluid ability menjadi mengental, atau diformulasikan pada bentuk pengetahuan yang spesifik sehingga membuat pengetahuan itu lebih mudah diakses, ditambah, atau digunakan. Dengan kata lain, pengapsulan ( Encapsulation ) “menangkap” berbagai fluid intelligence agar mahir dalam memecahkan masalah. Pengapsulan ( Encapsulation ) dalam istilah Hoyer, dedikasi progresif dari pemrosesan informasi dan pemikiran fluid terhadap sistem pengetahuan yang spesifik, membuat pengetahuan lebih mudah di akses. Dengan demikian, meskipun orang - orang usia paruh baya bisa jadi agak lama dalam memproses informasi baru dibandingakan orang - orang yang lebih muda ( ketika memecahkan masalah pada bidang mereka sendiri ) merka dapat mengimbangina dengan penilaian yang berkembang dari pengalaman ( Hoyer & Rybash, 1994; Rybash, Hoyer, dan Rooodin, 1986).
Pemikiran integratif
Meskipun tidak terbatas pada masa dewasa yang khusus, pemikiran pascaformal terlihat sangat cocok dengan tugas - tugas yang rumit, dengan peran mejemuk, dan berbagai pilihan yang membingungan dan tantangan masa paruh baya, seperti kebutuhan untuk menyatukan dan menyeimbangakan tuntuntan pekerjaan dan keluarga ( Sinnot, 1998, 2003). Ciri penting dari pemikiran pascaformal adalah hakikat integratifnya. Orang dewasa yang matang mengintegrasikan logkan dengan intuisi dan emosi; mereka mengintegrasikan fakta - fakta dan ide - ide yang bertentangan; dan mereka mengintergrasikan informasi baru dengan apa yang sudah mereka ketahui. Mereka menginterpretasikan apa yang mereka baca, lihat, atau dengar berkaitan dengan makanya untuk mereka. Ahli - ahli menerima sesuatu apa adanya, mereka menyaringnya dengan menggunakan pengalaman hidup mereka dan pembelajaran sebelumnya.
Kreativitas
Pada usia sekitar 40 tahun, Frank Lloyd Wright merancang Robie House di Chicago, Agnes deMille menciptakan koreografi bagi teater musik Broadway Carousel, dan Louis Pasteur mengembangkan the germ theory of disease. Charles Darwin berusia 50 tahun ketika memperkenalkan teori evoulisnya. Toni Marrison memenangkan penghargaan Pulitezer untuk karyanya Beloved, sebuah novel yang ia tulis pada usia sekitar 55 tahun. Namun, kreativitas tidak terbatas pada Darwin dan deMille; kita dapat melihatnya pada seorang penemu yang menghasilkan perangkap tikus yang lebih baik, atau promotor yang menemukan cara inovatif untuk menjualnya. Kreativitas dimulai dengan bakat, tetapi bakat saja tidaklah cukup. Pengarang Toni Morrison, pemenang penghargaan Nobel Pulitezr pada tahun 1993, bekerja sangat keras dan berjam - jam lamanya selama masa kariernya yang produktif. Prestasinya merupakan contoh produktivitas kreatif yang mungkin terjadi pada masa paruh baya.
Kreativitas dan Usia
Apakah ada hubungan antara performa kreatif dan usia? pada tes psikometrik mengenai berpikir divergen, perbedaan usia terlihat secara konsisten. Apakah data bersifat cross - sectional atau longitudinal, skor memuncak, rata - rata, sekitar 30-an. Kurva usia yang serupa muncul ketika kreativias diukur oleh variasi hasil (jumlah penerbitan, lukisan, atau komposisi). Seseorang yang berada pada dasawarsa terakhir dari karier kreatifnya biasanya hanya menghasilkan karya hampir setengah dari selama akhir usia 30-an atau awal 40-an, meskipun agak lebih dari usia 20-an ( Simonton, 1990).
    Namun demikian, kurva usia bervariasi bergantung pada bidangnya. Penyair, ahli matemaika, dan ahli teori fisika cenderung paling produktif pada usia akhir 20-an atau awal 30-an. Psikologi dan peneliti mencapai puncaknya sekitar usia 40-an, diikuti dengan penuruan yang sedang. Penulis novel, ahli sejarah, dan fulsuf menjadi sangat produktif pada usia akhir 40-an atau 50-an dan kemudian menjadi stabil. Pola - pola ini terbukti sepanjang periode budaya dan sejarah ( Dixon & Hultsch, 1999; Simonton, 1990).
Pekerjaan dan Pendidikan: Apakah Peran Berdasarkan Usia Sudah Kuno?
Secara tradisi, dalam masyarakat industrial, peran - peran pekerjaan didasarkan atau usia. Anak - anak muda adalah pelajar; orang dewasa yang muda dan paruh baya adalah pekerja; orang dewasa lanjut usia mengatur kehidupan mereka seputar pensiun dan waktu luang. Struktur kehidupan seperti itu mereupakan struktur yang dibedakan oleh usia ( Age - differentiated ). Dibedakan oleh usia ( Age differentiated ) menjelaskan struktur kehidupan dimana peran - peran utama belajar, bekerja, dan waktu luang didasarkan atas usia; tipikal dalam masyarkat industrial. Namun, sebagaimana seorang gerontolog Matilda White Riley ( 1994 ) telah amati stuktur ini gagal menakomodasi banyak perubahan dalam kehidupan orang - orang. Walaupun demikian, apakah masuk akal menghabiskan hampir sepertiga kehidupan dewasa dalam masa pensiun? Atau menyesaki kebanyakan pekerjaan kedalam masa paruh baya menggangu? atau menyesaki kebanyakan pekerjaan ke dalam masa paruh baya yang mengganggu? atau mencap “terlalu tua” bagi mereka yang berusia 55 tahun yang ingin bekerja? Apakah masuk akal menganggap bahwa orang - orang lanjut usia yang mampu secara fisik kira - kira 40 juta dari mereka dalam abad berikutnya - seharusnya mengharapkan dukungan yang lebih besar dari masayarkat dari pada apa yang dapat mereka sumbangkan untuk masyarakat.
Menurut Riley, peran - peran yang dibedakan oleh usia merupakan peninggalan dari masa ketika hidup lebih pendek dan institusi sosial tidak terlalu beragam. Dengan mengabdikan diri mereka pada satu aspek kehidupan, orang - orang tidak menikmati masing - masing masa sebanyak yang mungkin bisa mereka nikmati dan mungkin tidak cukup siap untuk tahap berikutnya. Dalam masyarakat yang diintegrasikan oleh usia  age - integrated, semua bentuk peran belajar, dan bermain terbuka bagi orang dewasa semua usia ( Riley, 1994). Diintegrasikan oleh usia ( age - integrated ) adalah menejelaskan struktur kehidupan dimana peran - peran utama belajar, bekerja, dan waktu luang terbuka bagi orang dewasa dengan segala usia dan dapat tersebar di seluruh rentang kehidupan.
Pekerjaan versus Pensiun Dini
Selama masa pertumbuhan ekonomi pada tahun 1990-an, program pensiun pemerintah dan swasta dan tabungan individual memberikan kontribusi terhadap tren terhadap pensiun dini di AS, sebagaimana pada kebanyakan negara - negara maju, tetapi tren itu terlihat stabil sebagaimana banyak perusahaan menarik manfaat kesehatan para pensiunan dan beralih ke perencanaan pensiun yang memakan biaya yang cukup banyak (Porter & Walsh, 2005). Hal yang menjadi fokus utama usia pensiun adalah kesehatan, memenuhi syarat untuk pensiun, dan kondisi keuangan. Status pernikahan juga dapat membuat perbedaan, sebagaimana berbagai keputusan mengenai saatnya masing - masing pasangan penisun harusnya dinegosiasikan oleh pasangan (Moen, Kim, dan Hofmeister, 2001). Banyak para pekerja paruh baya dan lanjut usia saat ini yang tidak memiliki tabungan atau dana pensiun yang memadai, yang perlu melanjutkan asuransi kesehatan, atau tidak ingin lepas dari dorongan untuk bekerja memilih untuk tidak pensiun atau mencoba pekerjaan baru lainnya. Sementara orang yang berusia 50 tahun cenderung bekerja terutama karena alasan keuangan, pada usia 60 tahun nilai - nilai seperti kenikmatan bekerja, ingin tetap produktif, dan merasa dihargai dan dihormati menjadi penetu yang penting apakah seseorangan akan terus melanjutkan bekerja (Sterns & Huyck, 2001).

Pekerjaan dan Perkembangan Kognitif
Bentuk pekerjaan, pada akhirnya, merangsang lebih banyak berpikir secara fleksibel; dan berpikir yang fleksibel meningkatkan kemampuan melakukan pekerjaan yang rumit ( Kohn, 1980). Dengan demikian, orang - orang yang sangat terlibat dalam pekerjaan yang rumit cenderung menunjukkan performa kognitif yang lebih kuat di bandingkan dengan rekan sebaya mereka seiring dengan bertambahnya usia ( Avolio & Sosik, 1999; Kohn & Scholler, 1983; Schaie, 1974; Schooler, 1984, 1990). Jika pekerjaan dapat dibuat lebih bermakna dan menantang, makin banyak orang dewasa yang mungkin mempertahankan atau meningkatkan kemampuan kognitif mereka (Avolio & Sosik, 1999). Sayangnya, para pekerja yang lebih tua kecil kemungkinannya untuk di tawari dibandingkan mereka yang lebih muda, atau menawarkan diri untuk, pelatihan, dan pendidikan, dan penugasan pekerjaan yang menantang, karena adanya keyakinan yang keliru bahawa orang -orang yang lebih tua tidak bisa menangani peluang - peluang itu. Orang - orang dewasa dapat secara aktif mempengaruhi  masa depan perkembangan kognitif mereka dengan pilihan pekerjaan yang mereka buat. Mereka yang selalu mencari lebih banyak kesempatan yang ,merangsang cenderung tetap memliki mental yang tajam ( Avolio & Sosik, 1999 ).
Pembelajaraan yang matang
Bagi kebanyakan orang dewasa, pembelajaran formal merupakan sebuah cara untuk mengembangakan potensi kognitif mereka dan mengikuti perubahan dunia kerja. Orang - orang yang mendekati masa pensiun sering kali ingin mengembangkan pikiran dan keterampilan meraka agar dapat menjadi lebih produktif dan memanfaatkan waktu luang menjadi menarik. Sayangnya, beberapa lembaga pendidikan tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan psikologis orang dewasa yang matang atau memanfaatkan kekuatan kognitif mereka. Para pembelajar dewasa memiliki motivasi, tujuan, tugas perkembangan, dan pengalaman mereka sendiri. Mereka memerlukan pengetahuan yang dapat mereka terapkan pada masalah yang khusus. Pembelajaran kooperatif yang dibangun pada seputar masalah - masalah atau proyek yang dihasilkan sendiri merupakan pembelajaran yang paling tepat bagi orang dewasa matang ( Sinnot, 1998).

Agama Dan Makna Hidup
Dalam studi longitudinal yang di lakukan oleh John Clausen ( 1993 ), beberapa individu yang memeiliki kehidupan religious yang kuat di masa dewasa awal, menjadi kurang religious dimasa dewasa menengah; sementara beberapa yang lain menjadi semakin religious lagi di masa dewasa menengah. Dalam studi longitudinal yang lakukan terhadap individu yang berusia 30an hingga akhir 60 / awal 70an terjadi peningkatan spiritualsitas yang terjadi antara akhir dewasa menengah ( pertengahan 50an / 60an). Dan dewasa akhi.

Makna Hidup
Dimasa dewasa menengah, individu mulai lebih sering di hadapkan pada kematian, khususnya kematian orang tua dan saudara – saudara yang lebih tua. Berhadapan dengan berkurangnya waktu dalam hidup, banyak individu di masa ini mulai banyak bertanya mengevaluasi pertanyaan yang di ajukan. Dan, sebagaimana yang didiskusikan mengenai agama dan mengatasai masalah, mengatasai masalah yang di tempuh dengan cara membuat makna secara khusus membantu ketika individu menghadapi stress yang kronis dan kehilangan. 

Kebutuhan akan ketearahaan. “ Peristiwa – pertistiwa yang berlangsung saat ini dapat memperoleh makna dari keterkaitanya dengan pristiwa – peristiwa dimasa depan” keterarahan dapat di bagi dalam (1) tujuan dan (2) hidup dapat di oreientasikan kekondisi di masa depan dan di antisipasikan, seperti hidup bahagia atau selamanya di cintai.  
a. Kebutuhan akan nilai. Hal ini “ dapat menggiring pada penghayataan mengenai kebajikan dan membenarkan rangkaian – rangkaian tindakan tertentu.
b. Kebutuhan akan penghayatan terhadap efficacy. Hal ini mencakup “ keyakinan bahwa seseorang dapat membuat perubahan. Hidup yang memeliki arah dan nilai namun tidak memiliki efficacy akan menjadi hidup lebih yang tragis.
c. Kebutuhan akan nilai diri (self – worth). Sebagian besar individu ingin menjadi probadi yang “baik” dan berharga. Self – worth dapat di kejar secara individual.






Referensi:
            Feldman, Papalia. Human Development Edisi 10 Buku 2. 2009. Jakarta: Salemba Humanika
            Santrock, John. W. Life-Span Development Thirteen Edition JIlid 2. 2012. Penerbit Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar