Hakikat
Dewasa Pertengahan
Usia dewasa tengah berawal dari usia
40 sampai 60an. Beberapa karakteristik manusia pada usia dewasa tengah adalah
masa dimana terjadinya penurunan kemampuan fisik dan peningkatan tangung jawab,
suatu titik ketika individu berusaha meneruskan sesuatu yang berarti pada
generasi berikutnya, dan suatu masa ketika orang mencapai dan mempertahankan
kepuasan dalam karirnya. Sebagaimana
dikemukakan oleh Gilbert Brim (1992), masa dewasa tengah adalah penuh dengan
perubahan, perputaran, pergeseran, jalannya tidak tetap, orang keluar masuk
dengan keadaan berhasil dan gagal.
Cinta
dan Pernikahan pada Paruh Kehidupan
Cinta
memiliki dua bentuk utama yaitu, cinta romantic dan cinta yang penuh kasih
sayang. Ketertarikan fisik, percintaan, dan nafsu menjadi lebih penting pada
hubungan baru, terutama pada masa dewasa awal. Sedangkan rasa aman, kesetiaan
dan daya tarik emosional antara satu dengan yang lain menjadi lebih penting
terutama pada masa dewasa tengah. Mutualitas memainkan peran utama dalam
kedewasaan hubungan, yang terjadi apabila pasangan berbagi pengetahuan satu
sama lain, menerima tangung jawab demi kepuasan bersama, berbagi informasi
pribadi yang menentukan hubungannya.
Beberapa pernikahan yang sulit dan
penuh hambatan selama dewasa awal menjadi lebih baik dan mengalami penyesuaian
selama masa dewasa tengah. Meskipun telah mengalami kehidupan yang penuh
gejolak, mereka akhirnya menemukan landasan yang kuat dan solid untuk
melekatkan dan memperkokoh hubungannya. Pada masa dewasa tengah, pasangan
mungkin mengalami lebih sedikit kekhawatiran finansial, lebih sedikit tugas dan
pekerjaan rumah tangga, dan semakin banyak waktu untuk mereka habiskan bersama.
Pasangan yang terlibat dalam aktivitas bersama
biasanya memandang pernikahannya lebih positif pada masa ini. Stabilitas
dicapai apabila pasangan telah mengalami fase-fase percintaan dan perjuangan
kekuasaan hingga pada suatu titi yang akhirnya menerima hubungan dengan segala
kelebihan dan kekurangannya. Pola-pola konflik menjadi lebih dikenal, lebih
dapat diperkirakan, lebih nyaman, tidak begitu mengancam dan kurang
membahayakan. Ekspetasi pasangan dewasa tengah juga lebih realistis dibanding pada
masa dewasa awal.
Perceraian pada masa dewasa tengah
memiliki resiko yang lebih sedikit dan tidak begitu intents dibanding pada masa
dewasa awal. Mereka memiliki sumber yang lebih besar dan dapat menggunakan
waktu ini sebagai kesempatan untuk menyederhanakan hidupnya contohnya dengan
menjual rumahnya karena tidak lagi membutuhkan rumah yang besar. Anak-anak
sudah dewasa dan mungkin mampu menghadapi perceraian orang tuanya secara lebih
efektif. Pasangan juga telat mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang diri
mereka sendiri dan mungkin mencari perubahan-perubahan yang mungkin dilakukan
dengan mengakhiri pernikahan yang sudah tidak layak lagi dipertahankan.
Komitmen emosional dan waktu terhadap pernikahan yang telah ada selama
bertahun-tahun mungkin tidak mudah dilepaskan. Banyak individu pada masa paruh
kehidupan menganggap hal ini sebagai kegagalan pada tahun-tahun terbaik dari
kehidupannya. Orang yang menceraikan mungkin menganggap situasi tersebut
sebagai pelarian dari hubungan yang tak dapat dipertahankan, akan tetapi
pasangan yang diceraikan biasanya melihat sebagai pengkhianatan, yaitu
pengakhiran hubungan yang telat dibangun selama bertahun-tahun dan melibatkan
banyak komitmen dan kepercayaan.
Sarang
yang Kosong dan Pengisiannya Kembali
Sebuah
peristiwa penting dalam keluarga adalah beranjaknya seorang anak ke dalam
kehidupan dewasa, karir atau keluarga terlepas dari keluarga tempat dia
berasal. Orang tua menghadapi penyesuaian baru karena ketidakseimbangan akibat
ketidakadaan anak (Bassoff, 1998). Sindrom sarang kosong (empty nest syndrome) menyatakan bahwa kepuasan pernikahan akan
mengalami penurunan karena orangtua memperoleh banyak kepuasan dari
anak-anaknya, dan oleh karena itu, kepergian anak dari keluarga akan
meninggalkan orang tua dengan perasaan kosong. Meskipun sindrom sarang kosong
tersebut berlaku bagi beberapa orang tua yang hidup melalui anak-anaknya, sarang
yang kosong tersebut biasanya tidak menurunkan kepuasan pernikahan. Melainkan
sebaliknya, kepuasan pernikahan meningkat pada tahun-tahun pasca membesarkan
anak. Kini karena anak-anak telah pergi, pasangan pernikahan mempunyai lebih
banyak waktu untuk mengejar minat karir dan menghabiskan waktu bersama.
Pengisian
kembali sarang yang kosong terjadi ketika anak yang sudah dewasa kembali
tinggal dirumah setelah tidak mengalami kesuksesan dalam karir atau karena
suatu perceraian. Dan beberapa individu tidak meninggalkan rumah sampai akhir
usia 20 tahun karena secara finansial tidak dapat menghidupi dirinya sendiri.
Generasi tengah selalu memberi bantuan kepada generasi muda melalui pinjaman
dan pemberian uang, dukungan emosional dsb. Dan orang tua merasa senang dapat
memberi bantuan tersebut.
Akan
tetapi, kembalinya anak yang sudah dewasa seringkali menimbulkan konflik dalam
keluarga. Sekitar 42 persen dari sebuah penelitian, orang tua yang sudah
setengah baya mengatakan bahwa mereka mengalami masalah serius dengan anak
dewasa yang tinggal bersama mereka (Clements &Axelson 1985). Salah satu
keluhan yang sering muncul adalah mengenai hilangnya privasi. Anak-anak dewasa
mengeluh bahwa orang tua membatasi kebebasannya, mengekang kehidupan seksnya,
dan memperlakukan mereka seperti anak-anak. Sedangkan orang tua mengeluhkan
bahwa rumahnya yang sunyi menjadi berisik, mereka tidak bisa tidur hingga larut
malam karena anaknya yang sudah dewasa belum pulag, sulit makan bersama karena
jadwal yang berbenturan, dan mereka harus menanggung banyak tangung jawab atas
anaknya yang sudah dewasa.
Terjadi
ketidakseimbangan dalam kehidupan keluarga yang membutuhkan banyak penyesuaian
pada pihak anak maupun orang tua. Pengaturan tinggal ini biasanya berhasil
apabila terdapat tempat yang memadai, orang tua memperlakukan anaknya yang
sudah dewasa seperti orang dewasa, ada rasa kepercayaan dan komunikasi.
Hubungan
Saudara dan Persahabatan
Sebagian
besar hubungan saudara kandung sangat dekat dalam beberapa penelitian
(Cicirelli, 1982, 1991; Scott, 1983). Saudara kandung yang dekat secara
psikologis, biasanya pada masa kecilnya pun dekat. Persahabatan terus menjadi
penting dalam masa dewasa tengah, sama halnya dengan persahabatan pada masa
dewasa awal. Membangun persahatan yang intim membutuhkan waktu, sehingga
persahabatan yang telat bertahan selama tahun-tahun dewasa sering kali lebih
dalam disbanding persahabatan yang baru dibentuk pada dewasa tengah.
Perkembangan
Fisik
Fungsi Sensorik dan Psikomotor
Dari
dewasa awal sampai masa paruh baya, perubahan sensorik dan motorik hampir tidak
terasa. Masalah penglihatan yang berkaitan dengan usia muncul terutama dalam
penglihatan dekat, penglihatan jauh, sensitivitas terhadap cahaya, dan
kecepatan memproses informasi. Juga, yang lazim adalah sedikit kerusakan pada
ketajaman visual, atau ketajaman penglihatan. Oleh karena adanya sedikit
kerusakan dalam pupil mata, maka orang-orang berusia paruh baya mungkin
memerlukan sepertiga kecerahan lebih banyak untuk mengimbangi kehilangan cahaya
yang mencapai retina.
Oleh
karena lensa mata menjadi kurang fleksibel, maka kemampuannya untuk fokus
berkurang. Perubahan ini biasanya terlihat pada masa paruh baya awal. Banyak
orang berusia 40 tahun keatas memerlukan kacamata baca untuk presbyopia (berkurangnya kemampuan mata
untuk fokus pada objek-objek dekat karena kerusakan elestisitas dalam lensa
secara progresif dan terkait usia). Peristiwa myopia (rabun dekat) juga meningkat pada usia paruh baya.
Kerusakan
pendengaran secara bertahap makin cepat pada usia 50-an. Kondisi ini disebut presbiakusis (kerusakan pendengaran
bertahap yang terkait usia, yang makin cepat setelah usia 55 tahun).
Sensitivitas
terhadap rasa dan bau umumnya mulai menurun pada usia paruh baya. Sebagimana
perasa pada lidah menjadi kurang sensitive, makanan dapat terasa menjadi
hambar. Seseorang bisa menjadi kurag sensitif terhadao makanan asin, makanan
manis, pahit, atau asam.
Para
pekerja industri yang terampil pada usia 40-an dan 50-an sering kali lebih
produktif, karena sebagian dari mereka cenderung lebih teliti dan hati-hati.
Para pekerja usia paruh baya sedikit kemungkinannya menderita cedera yang
berpotensi cacat pada pekerjaan dibandingkan mereka yang lebih muda.
Perubahan Struktural dan Sistemik
Berbagai
perubahan dalam penampilan, sering kali mencerminkan perubahan dalam struktur
dan sistem tubuh, keduanya menjadi terlihat selama usia paruh baya. Kulit akan
menjadi kurang kencang dan kurang halus karena lapisan lemak dibawah permukaan
menjadi lebih tipis, rambut menjadi lebih tipis, dan beruban. Mereka pada usia
tersebut berkeringat lebih sedikit karena jumlah kelenjar keringat menurun.
Kepadatan tulang biasanya mencapai
puncaknya pada usia 20-an dan 30-an, selepas dari usia tersebut, orang-orang
mengakami kerusakan tulang. Kerusakan tulang makin cepat pada usia 50-an dan
60-an. Merokok pada usia sangat muda, mengonsumsi alkohol, dan diet yang buruk
pada masa dewasa cenderung mempercepat kerusakan tulang.
Fungsi Seksual dan Reproduksi
- -
Menopause
Menopause
terjadi ketika perempuan berhenti berovulasi dan berhenti haid secara permanen
serta tidak mampu lagi untuk hamil. Rata-rata menopause terjadi pada usia
sekitar 50 atau 51 tahun. Menopause bukanlah peristiwa tunggal tetapi merupakan
suatu proses. Bermula pada pertengahan 30 sampai pertengahan 40 tahun, produksi
sel telur (ova) matang wanita mulai menurun, dan indung telur memproduksi
sedikit estrogen. Vase ini disebut dengan perimenopause
(periode beberapa tahun saat perempuan mengalami perubahan fisiologis yang
membawanya pada menopause, disebut juga putus haid). Selama perimenopause, haid
menjadi tidak teratur, dengan sedikit darah yang dikeluarkan dibandingkan
sebelumnya.
- -
Berbagai
Perubahan Seksualitas pada Laki-laki
Laki-laki
tidak memiliki pengalaman yang sebanding dengan menopause. Mereka tidak
mengalami penurunan mendadak dalam produksi hormon pada masa paruh baya,
sebagaimana yang dialami perempuan. Bahkan, kadar testosterone cenderung
menurun secara perlahan setelah usia 30-an sekitar 1 persen setahun, dengan demikian,
terdapat sedikit bukti untuk mendukung konsep “andropause” atau “menopause pada
laki-laki”.
Penurunan dalam testosteron telah
dikaitkan dengan pengurangan dalam kepadatan tulang dan massa otot dan juga
depresi, kecemasan, mudah marah, insomnia, kelelahan, kelemahan, dorongan
seksual yang rendah, kegagalan ereksi, dan kehilangan ingatan.
Laki-laki
sering kali mengalami beberapa perubahan dalam fungsi seksual yang berkaitan
dengan perubahan dalam sistem sirkulasi dan endoktrin, dan juga stress, merokok,
obesitas, masalah-masalah kesehatan seperti diabetes dan lain-lain.
-
- Aktivitas
Seksual
Frekuensi aktivitas seksual dan
kepuasan dalam kehidupan seksual cenderung berkurang secara bertahap selama
usia 40-an dan 50-an. Namun demikian, sering kali penurunan dalam frekuensi
tersebut disebabkan oleh faktor hubungan yang membosankan, kelelahan fisik atau
mental, depresi, kegagalan menjadikan seks sebagai prioritas yang tinggi, takut
gagal ereksi, atau tidak adanya pasangan.
- -
Disfungsi
Seksual
Disfungsi seksual adalah gangguan yang
terus menerus dalam hasrat seksual atau respons seksual. Hal tersebut dapat
berbentuk kurangnya ketertarikan atau kenikmatan dari seks, hubungan seks yang
menyakitkan, kesulitan untuk bergairah, orgasme atau ejakulasi dini,
ketidakmampuan mencapai klimaks.
Bentuk paling parah dari disfungsi
seksual pada laki-laki adalah disfungsi
ereksi yang popular dengan impotensi; ketidakmampuan yang terus menerus
untuk mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk hubungan seks
yang memuaskan. Alcohol, obat-obatan, kurangnya pengetahuan hubungan yang tidak
memuaskan, dan kecemasan dapat menjadi faktor pendukung disfungsi seksual.
Kesehatan
Tren Kesehatan pada Paruh Baya
Hipertensi
(tekanan darah tinggi
kronis) merupakan hal penting yang menjadi perhatian dan meningkat dari masa
paruh baya. Faktor-faktor seperti ketidaksabaran, dan permusuhan meningkatkan
resiko terjangkitnya hipertensi dalam jangka panjang. Hipertensi dapat
dikendalikan melalui penyaringan tekanan darah, diet rendah garam, dan
pengobatan.
Kini penyakit jantung sebagai penyebab
utama kematian untuk individu berusia antara 45-64 tahun. Selain itu penyakit
diabetes pada dewasa juga merupakan penyakit yang paling sering di alami oleh
usia paruh baya. Umumnya muncul pada usia 30 tahun dan menjadi semakin sering
ditemukan seiring bertambahnya usia. Pada diabetes dewasa kadar glukosa
meningkat karena sel-sel kehilangan kemampuan untuk menggunakan insulin yang
dihasilkan tubuh. Orang dengan penyakit diabetes dewasa sering tidak menyadarinya
sampai komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, kebutaan, penyakit ginjal,
dan kehilangan anggota tubuh.
Kerusakan tulang yang ekstrem dapat
mengarah pada osteoporosis (pengroposan
tulang), suatu kondisi dimana tulang-tulang menjadi tipis dan rapuh sebagai
akibat dari pengurangan kalsium. Tanda-tanda osteoporosis yang sering muncul
adalah berkurang tinggi badan dan postur tubuh membungkuk akibat dari
pemampatan dan mengempisnya tulang punggung yang melemah. Osteoporosis bisa di
perlambat dengan latihan angkat beban dan menghindari rokok.
Berbagai Perilaku yang Mempengaruhi
Kesehatan
Gizi,
merokok, konsumsi alcohol dan obat-obatan, dan aktifitas fisik mempengaruhi
kesehatan fisik pada masa paruh baya dan masa selanjutnya. Obesitas, kurang olahraga,
dan perilaku yang sedikit bergerak dapat meningginya risiko diabetes.
Status Ekonomi dan kesehatan
Orang-orang
dengan status sosial ekonomi (SSE) rendah cenderung memiliki kesehatan yang
lebih buruk, harapan hidup yang rendah, aktifitasnya lebih terbatas karena
penyakit kronis, kesejahteraan yang lebih rendah, dan akses yang lebih
terbatas.
Alasan
hubungan SSE rendah cenderung memiliki emosi dan pikiran yang lebih negatif dan
hidup pada lingkungan yang penuh dengan tekanan. Orang-orang dengan SSE yang
lebih tinggi cenderung memiliki kesadaran kontrol yang lebih besar atas apa
yang terjadi dan mereka seiring dengan bertambahnya usia; mereka cenderung
memilih gaya hidup yang lebih sehat dan mencari perawatan medis.
Ras/Suku Bangsa dan Kesehatan
Tingkat
kematian pada usia paruh baya secara keseluruhan lebih tinggi pada orang
Afrika-Amerika. Kebanyakan yang meninggal karena kondisi-kondisi yang berkaitan
dengan HIV. Hipertensi juga 50% lebih sering muncul diantara orang-orang
Afrika-Amerika. Mungkin faktor tunggal terbesar yang mendasari adalah
kemiskinan, yang berkaitan dengan gizi buruk, kondisi rumah yang dibawah
standar, dan akses yang buruk terhadap perawatan kesehatan.
Berbagai Pengaruh Psikososial pada
Kesehatan
Emosi
negatif seperti kecemasan atau keputusan seringkali di kaitkan dengan kesehatan
fisik dan mental yang buruk, dan emosi positif seperti harapan dikaitkan dengan
kesehatan yang baik dan hidup yang lama.
Stress dan Kesehatan
Stress
merupakan kerusakan yang muncul ketika kemampuan coping tidak memadai untuk
memenuhi tuntutan lingkungan yang dipersepsikan atau stressor. Orang-orang usia paruh baya mengalami stressor yang
berbeda-beda seperti transisi karier, anak yang sudah besar dan siap
meninggalkan rumah. Stress dapat mempengaruhi kesehatan karena sebagian reaksi
orang terhadap stress adalah dengan jatuh sakit. Jika telat diatasi, dapat
menyebabkan penyakit hipertensi, penyakit jantung, stroke, diabetes,
osteoporosis, dan kanker.
Perkembangan Kognitif
Mengukur Kemampuan Kognitif pada Masa
Paruh Baya atau Dewasa Tengah
Status kemampuan kognitif dalam masa paruh
baya telah menjadi subjek perdebataan. Berbagai penelitian yang menggunakan
metedologi yang berbeda - beda dan mengukur karakteristik yang berbeda - beda
telah mendapatkan hasil yang berbeda pula. Berbagai penelitian cross
- sectional yang sebagaian besar didasari pada Wechsler Adlut Intelligence
Scale, menunjukkan bahwa pada masa dewasa awal mulai terjadi penurunan
pada kemampuan verbal maupun kinerja.
K. Warner Schaie: Penelitian Longitudinal
Seattle
Secara kognitif, dengan berbagai
karakteristik, orang - orang dengan usia paruh baya berada dalam kondisi prima.
Para peneliti menemukan tidak ada pola perubahan yang serupa baik di antara
individu atau sepanjang kemampuan kognitif (Schaie, 1994, 2005). Meskipun
kecepetan perseptual cendereung memuncak pada usia 20 an; serta kemampuan
numerik dan kefasihan verbal induktif, orientasi ruang, dan kosakata munculnya
pada dewasa tengah. Dalam ketiga kemampuan ini, orang - orang usia paruh baya,
terutama perempuan memiliki skor lebih tinggi dari rata - rata di bandingkan
ketika mereka berusia 25 tahun.
Meskipun perbedaan
individual sangat besar, kebanyakan subjek penelitian dalam penelitian Seattle
menunjukkan tidak ada penuruan yang signitifkan pada sebagaian besar kemampuan
sampai setelah usia 60 tahun.
Horn dan Cattell: Fluid dan Crystallized
Intelligence
Penelitian lainya ( Cattell, 1965; Horn,
1967,1968, 1970, 1982a, 1982b; Horn & Hoffer, 1992) telah membedakan antara
dua aspek kesecerdasaan: fluid dan crystallized. Fluid intelligence
adalah kemampuan memecahkan masalah baru yang sedikit atau tidak memerlukan
pengetahuan sebelumnya, seperti menemukan pola dalam urutan gambar. Kecerdasaan
ini melibatkan persepsi hubungan, pembentukan konsep, dan penarikan
kesimpulan. Kemampuan - kemampuan ini, yang sebagian besar ditentukan
oleh status neurologis, cendereung menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Crystallized intelligence merupakan kemampuan untuk mengingat dan
menggunakan informasi yang diperoleh sepanjang kehidupan, misalnya, dalam
menemukan persamaan kata. Kecerdasan ini diukur dengan tes kosakata, infomasi
umum, dan berbagi respons terhadap situasi dan dilema sosial. Kemampuan -
kemampuan ini, yamg sebagian besar bergantung pada pengalaman pendidikan dan
budaya, bertahan atau bahkan meningkat seiring edngan bertambahnya usia. Dua
bentuk kecerdasan ini menganut jalan yang berbeda. Biasanya, fluid intelligence
ditemukan memuncak pada masa dewasa awal, sementara crystallized intelligence
menginkat selama masa paruh baya dan sering kali sampai mendekati akhir
kehidupan ( Horn, 1982a, 1982b; Horn & Donaldson, 1980).
Ciri Khas Kognisi pada Orang dewasa
Ahli - ahli mengukur kemampuan kognitif
yang sama pada usia yang berbeda - beda, beberapa ilmuwan perkembangan
menemukan kualitas khusus dalam kemampuan berpikir orang dewasa. Dalam
penelitian yang di lakukan dalam secara psikometrik, beberapa ahli mengklaim
bahwa pengetahuan yang terakumulasi akan mengubah cara kerja fluid
intelligence.
Peran Keahlian
Dua orang dokter residen muda pada sebuah
labolatorim radiologi rumah sakit memeriksa foto citra sinar X pada dada. Merka
mempelajari ruam putih yang tidak biasa pada sisi kiri. “Seperti tumor yang
besar,” akhirnya salah satu dari mereka berkata yang lain mengangguk. Kemudian,
seseorang staf radiolog yang sudah senior melintas dan melihat foto citra sinar
X di antara pundak para dokter muda. “Pasien itu memiliki paru - paru yang
rusak dan harus dioperasi secepatnya,” ia menyatakan ( Lesgold, 1983; lLesgold
et al., 1988).
Mengapa orang dewasa
yang matang menunjukkan peningkatan kecakapan dalam memecahkan masalah pada
bidang yang mereka pilih? Satu jawaban kelihatannya terletak pada pengetahuan
yang terspesialisasi, atau atau kehalian - suatu bentuk crystallized intelligence.
Peninggkatan dalam
keahlian terus berlanjut paling tidak selama masa dewasa tengah dan relatif
bebeas dari kecerdasan umum dan mengalami berbagai penurunan dalam mesin
pemrosesan infromasi otak. Dengan adanya pengalaman, seperti yang sudah
ditegaskan, pemrosesan informasi dan fluid ability menjadi mengental,
atau diformulasikan pada bentuk pengetahuan yang spesifik sehingga membuat
pengetahuan itu lebih mudah diakses, ditambah, atau digunakan. Dengan kata lain,
pengapsulan ( Encapsulation ) “menangkap” berbagai fluid intelligence agar
mahir dalam memecahkan masalah. Pengapsulan ( Encapsulation ) dalam
istilah Hoyer, dedikasi progresif dari pemrosesan informasi dan pemikiran fluid
terhadap sistem pengetahuan yang spesifik, membuat pengetahuan lebih mudah di
akses. Dengan demikian, meskipun orang - orang usia paruh baya bisa jadi agak
lama dalam memproses informasi baru dibandingakan orang - orang yang lebih muda
( ketika memecahkan masalah pada bidang mereka sendiri ) merka dapat
mengimbangina dengan penilaian yang berkembang dari pengalaman ( Hoyer &
Rybash, 1994; Rybash, Hoyer, dan Rooodin, 1986).
Pemikiran integratif
Meskipun tidak terbatas pada masa dewasa
yang khusus, pemikiran pascaformal terlihat sangat cocok dengan tugas - tugas
yang rumit, dengan peran mejemuk, dan berbagai pilihan yang membingungan dan
tantangan masa paruh baya, seperti kebutuhan untuk menyatukan dan
menyeimbangakan tuntuntan pekerjaan dan keluarga ( Sinnot, 1998, 2003). Ciri
penting dari pemikiran pascaformal adalah hakikat integratifnya. Orang dewasa
yang matang mengintegrasikan logkan dengan intuisi dan emosi; mereka
mengintegrasikan fakta - fakta dan ide - ide yang bertentangan; dan mereka
mengintergrasikan informasi baru dengan apa yang sudah mereka ketahui. Mereka
menginterpretasikan apa yang mereka baca, lihat, atau dengar berkaitan dengan
makanya untuk mereka. Ahli - ahli menerima sesuatu apa adanya, mereka
menyaringnya dengan menggunakan pengalaman hidup mereka dan pembelajaran sebelumnya.
Kreativitas
Pada usia sekitar 40 tahun,
Frank Lloyd Wright merancang Robie House di Chicago, Agnes deMille menciptakan
koreografi bagi teater musik Broadway Carousel, dan Louis Pasteur mengembangkan
the germ theory of disease. Charles Darwin berusia 50 tahun ketika
memperkenalkan teori evoulisnya. Toni Marrison memenangkan penghargaan
Pulitezer untuk karyanya Beloved, sebuah novel yang ia tulis pada usia sekitar
55 tahun. Namun, kreativitas tidak terbatas pada Darwin dan deMille; kita dapat
melihatnya pada seorang penemu yang menghasilkan perangkap tikus yang lebih
baik, atau promotor yang menemukan cara inovatif untuk menjualnya. Kreativitas
dimulai dengan bakat, tetapi bakat saja tidaklah cukup. Pengarang Toni
Morrison, pemenang penghargaan Nobel Pulitezr pada tahun 1993, bekerja sangat
keras dan berjam - jam lamanya selama masa kariernya yang produktif.
Prestasinya merupakan contoh produktivitas kreatif yang mungkin terjadi pada
masa paruh baya.
Kreativitas dan Usia
Apakah ada hubungan antara performa
kreatif dan usia? pada tes psikometrik mengenai berpikir divergen, perbedaan
usia terlihat secara konsisten. Apakah data bersifat cross - sectional atau longitudinal,
skor memuncak, rata - rata, sekitar 30-an. Kurva usia yang serupa muncul ketika
kreativias diukur oleh variasi hasil (jumlah penerbitan, lukisan, atau
komposisi). Seseorang yang berada pada dasawarsa terakhir dari karier
kreatifnya biasanya hanya menghasilkan karya hampir setengah dari selama akhir
usia 30-an atau awal 40-an, meskipun agak lebih dari usia 20-an ( Simonton,
1990).
Namun demikian, kurva
usia bervariasi bergantung pada bidangnya. Penyair, ahli matemaika, dan ahli
teori fisika cenderung paling produktif pada usia akhir 20-an atau awal 30-an.
Psikologi dan peneliti mencapai puncaknya sekitar usia 40-an, diikuti dengan
penuruan yang sedang. Penulis novel, ahli sejarah, dan fulsuf menjadi sangat
produktif pada usia akhir 40-an atau 50-an dan kemudian menjadi stabil. Pola -
pola ini terbukti sepanjang periode budaya dan sejarah ( Dixon & Hultsch,
1999; Simonton, 1990).
Pekerjaan dan Pendidikan: Apakah Peran
Berdasarkan Usia Sudah Kuno?
Secara tradisi, dalam masyarakat
industrial, peran - peran pekerjaan didasarkan atau usia. Anak - anak muda
adalah pelajar; orang dewasa yang muda dan paruh baya adalah pekerja; orang
dewasa lanjut usia mengatur kehidupan mereka seputar pensiun dan waktu luang.
Struktur kehidupan seperti itu mereupakan struktur yang dibedakan oleh usia ( Age -
differentiated ). Dibedakan oleh usia ( Age differentiated )
menjelaskan struktur kehidupan dimana peran - peran utama belajar, bekerja, dan
waktu luang didasarkan atas usia; tipikal dalam masyarkat industrial. Namun,
sebagaimana seorang gerontolog Matilda White Riley ( 1994 ) telah amati stuktur
ini gagal menakomodasi banyak perubahan dalam kehidupan orang - orang. Walaupun
demikian, apakah masuk akal menghabiskan hampir sepertiga kehidupan dewasa
dalam masa pensiun? Atau menyesaki kebanyakan pekerjaan kedalam masa paruh baya
menggangu? atau menyesaki kebanyakan pekerjaan ke dalam masa paruh baya yang
mengganggu? atau mencap “terlalu tua” bagi mereka yang berusia 55 tahun yang
ingin bekerja? Apakah masuk akal menganggap bahwa orang - orang lanjut usia yang
mampu secara fisik kira - kira 40 juta dari mereka dalam abad berikutnya -
seharusnya mengharapkan dukungan yang lebih besar dari masayarkat dari pada apa
yang dapat mereka sumbangkan untuk masyarakat.
Menurut Riley, peran - peran yang
dibedakan oleh usia merupakan peninggalan dari masa ketika hidup lebih pendek
dan institusi sosial tidak terlalu beragam. Dengan mengabdikan diri mereka pada
satu aspek kehidupan, orang - orang tidak menikmati masing - masing masa
sebanyak yang mungkin bisa mereka nikmati dan mungkin tidak cukup siap untuk
tahap berikutnya. Dalam masyarakat yang diintegrasikan oleh usia age - integrated, semua bentuk peran
belajar, dan bermain terbuka bagi orang dewasa semua usia ( Riley, 1994).
Diintegrasikan oleh usia ( age - integrated ) adalah
menejelaskan struktur kehidupan dimana peran - peran utama belajar, bekerja,
dan waktu luang terbuka bagi orang dewasa dengan segala usia dan dapat tersebar
di seluruh rentang kehidupan.
Pekerjaan versus Pensiun Dini
Selama masa pertumbuhan ekonomi pada tahun
1990-an, program pensiun pemerintah dan swasta dan tabungan individual
memberikan kontribusi terhadap tren terhadap pensiun dini di AS, sebagaimana
pada kebanyakan negara - negara maju, tetapi tren itu terlihat stabil
sebagaimana banyak perusahaan menarik manfaat kesehatan para pensiunan dan
beralih ke perencanaan pensiun yang memakan biaya yang cukup banyak (Porter
& Walsh, 2005). Hal yang menjadi fokus utama usia pensiun adalah kesehatan,
memenuhi syarat untuk pensiun, dan kondisi keuangan. Status pernikahan juga
dapat membuat perbedaan, sebagaimana berbagai keputusan mengenai saatnya masing
- masing pasangan penisun harusnya dinegosiasikan oleh pasangan (Moen, Kim, dan
Hofmeister, 2001). Banyak para pekerja paruh baya dan lanjut usia saat ini yang
tidak memiliki tabungan atau dana pensiun yang memadai, yang perlu melanjutkan
asuransi kesehatan, atau tidak ingin lepas dari dorongan untuk bekerja memilih
untuk tidak pensiun atau mencoba pekerjaan baru lainnya. Sementara orang yang
berusia 50 tahun cenderung bekerja terutama karena alasan keuangan, pada usia
60 tahun nilai - nilai seperti kenikmatan bekerja, ingin tetap produktif, dan
merasa dihargai dan dihormati menjadi penetu yang penting apakah seseorangan
akan terus melanjutkan bekerja (Sterns & Huyck, 2001).
Pekerjaan dan Perkembangan Kognitif
Bentuk pekerjaan, pada akhirnya,
merangsang lebih banyak berpikir secara fleksibel; dan berpikir yang fleksibel
meningkatkan kemampuan melakukan pekerjaan yang rumit ( Kohn, 1980). Dengan
demikian, orang - orang yang sangat terlibat dalam pekerjaan yang rumit
cenderung menunjukkan performa kognitif yang lebih kuat di bandingkan dengan
rekan sebaya mereka seiring dengan bertambahnya usia ( Avolio & Sosik,
1999; Kohn & Scholler, 1983; Schaie, 1974; Schooler, 1984, 1990). Jika
pekerjaan dapat dibuat lebih bermakna dan menantang, makin banyak orang dewasa
yang mungkin mempertahankan atau meningkatkan kemampuan kognitif mereka (Avolio
& Sosik, 1999). Sayangnya, para pekerja yang lebih tua kecil kemungkinannya
untuk di tawari dibandingkan mereka yang lebih muda, atau menawarkan diri
untuk, pelatihan, dan pendidikan, dan penugasan pekerjaan yang menantang,
karena adanya keyakinan yang keliru bahawa orang -orang yang lebih tua tidak
bisa menangani peluang - peluang itu. Orang - orang dewasa dapat secara aktif
mempengaruhi masa depan perkembangan kognitif mereka dengan pilihan
pekerjaan yang mereka buat. Mereka yang selalu mencari lebih banyak kesempatan
yang ,merangsang cenderung tetap memliki mental yang tajam ( Avolio &
Sosik, 1999 ).
Pembelajaraan yang matang
Bagi kebanyakan orang dewasa, pembelajaran
formal merupakan sebuah cara untuk mengembangakan potensi kognitif mereka dan
mengikuti perubahan dunia kerja. Orang - orang yang mendekati masa pensiun
sering kali ingin mengembangkan pikiran dan keterampilan meraka agar dapat
menjadi lebih produktif dan memanfaatkan waktu luang menjadi menarik.
Sayangnya, beberapa lembaga pendidikan tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan dan psikologis orang dewasa yang matang atau memanfaatkan kekuatan
kognitif mereka. Para pembelajar dewasa memiliki motivasi, tujuan, tugas
perkembangan, dan pengalaman mereka sendiri. Mereka memerlukan pengetahuan yang
dapat mereka terapkan pada masalah yang khusus. Pembelajaran kooperatif yang
dibangun pada seputar masalah - masalah atau proyek yang dihasilkan sendiri
merupakan pembelajaran yang paling tepat bagi orang dewasa matang ( Sinnot,
1998).
Agama Dan Makna Hidup
Dalam studi longitudinal yang di lakukan oleh John
Clausen ( 1993 ), beberapa individu yang memeiliki kehidupan religious yang
kuat di masa dewasa awal, menjadi kurang religious dimasa dewasa menengah;
sementara beberapa yang lain menjadi semakin religious lagi di masa dewasa
menengah. Dalam studi longitudinal yang lakukan terhadap individu yang berusia
30an hingga akhir 60 / awal 70an terjadi peningkatan spiritualsitas yang
terjadi antara akhir dewasa menengah ( pertengahan 50an / 60an). Dan dewasa
akhi.
Makna Hidup
Dimasa dewasa menengah, individu mulai lebih sering di
hadapkan pada kematian, khususnya kematian orang tua dan saudara – saudara yang
lebih tua. Berhadapan dengan berkurangnya waktu dalam hidup, banyak individu di
masa ini mulai banyak bertanya mengevaluasi pertanyaan yang di ajukan. Dan,
sebagaimana yang didiskusikan mengenai agama dan mengatasai masalah, mengatasai
masalah yang di tempuh dengan cara membuat makna secara khusus membantu ketika
individu menghadapi stress yang kronis dan kehilangan.
Kebutuhan
akan ketearahaan. “ Peristiwa – pertistiwa yang berlangsung saat ini dapat memperoleh makna dari keterkaitanya
dengan pristiwa – peristiwa dimasa depan” keterarahan dapat di bagi dalam (1)
tujuan dan (2) hidup dapat di oreientasikan kekondisi di masa depan dan di
antisipasikan, seperti hidup bahagia atau selamanya di cintai.
a. Kebutuhan
akan nilai. Hal ini “
dapat menggiring pada penghayataan mengenai kebajikan dan membenarkan rangkaian
– rangkaian tindakan tertentu.
b. Kebutuhan
akan penghayatan terhadap efficacy. Hal ini mencakup “
keyakinan bahwa seseorang dapat membuat perubahan. Hidup yang memeliki arah dan
nilai namun tidak memiliki efficacy akan menjadi hidup lebih yang tragis.
c. Kebutuhan
akan nilai diri (self – worth). Sebagian
besar individu ingin menjadi probadi yang “baik” dan berharga. Self – worth
dapat di kejar secara individual.
Referensi:
Feldman,
Papalia. Human Development Edisi 10 Buku
2. 2009. Jakarta: Salemba Humanika
Santrock,
John. W. Life-Span Development Thirteen
Edition JIlid 2. 2012. Penerbit Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar